KAMAR ARTIKEL

Dalam 'articles' anda akan mendapatkan banyak kumpulan tema yang seringkali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Semoga anda menemukan jawaban dari apa yang menjadi masalah dalam blok ini. MoTe

Tuesday, February 28, 2006

MEMAHAMI ARTI MIMPI [2]

Mimpinya ‘orang Jawa’
Banyaknya orang yang mengalami tekanan dan beban pikiran karena mimpi-mimpi yang mereka alami dalam tidurnya. Ada orang yang dalam kurun waktu yang panjang mempunyai mimpi yang sama. Mungkin pada mulanya mereka tidak terlalu peduli akan mimpinya itu, namun mimpi itu selalu datang dan datang, sehingga membuat kita berpikir akan arti mimpi. Namun ada pula orang yang dalam hidupnya tidak pernah mimpi. Seandainya pun mereka bermimpi, mereka tidak ingat lagi mimpinya tadi malam.
Orang Jawa meyakini bahwa mimpi itu merupakan dunia manusia di alam yang lain yang mempunyai arti bagi manusia itu sendiri. Ia ingin mengatakan apa yang sedang dan akan terjadi dalam diri orang itu. Penafsirannya pun juga tergatung pada kondisi dan situasi kapan orang bermimpi.
Menurut keyakinan mereka ada tiga jenis mimpi yang dialami dalam tidurnya. Pertama adalah ‘titiyoni’ mimpi yang dialami oleh seseorang dalam tidur sekitar jam 09.00 – 12.00. Mimpi merupakan kelanjutan dari peristiwa yang dialami orang pada dunia nyata hari itu. Mimpi ini merupakan suatu ‘bunga tidur’ yang tidak mempunyai makna yang berarti. Mungkin orang begitu kecapaian dari kerja hari itu, dan segala perasaan itu dibawanya kembali dalam bawah sadar tidurnya.
Yang kedua adalah ‘gondoyoni’, mimpi yang dialami antara jam 12.00 sampai 02.00 dini hari dikala orang sungguh mengalami nyenyak tidur. Menurut mereka yang percaya, arti dari mimpi ini bisa mendekati kebenaran. Maksudnya ada arti dalam mimpi itu. Hanya arti mimpi berbalik dari apa yang diimpikan. Misalnya kita mimpi mendapat uang banyak sekali. Dalam kenyataannya bisa jadi bukan uang yang akan kita dapat, tetapi kejadian yang tidak mengenakkan, sakit atau kesusahan yang lain.
Yang terkahir adalah ‘puspa tajem’ mimpi yang terjadi antara pukul 02.00 sampai dengan 04.00 pagi hari . Menurut orang Jawa ini mimpi yang paling berarti. Walaupun tidak selalu dialami oleh setiap orang. Namun kebanyakan ‘wahyu atau sasmita’ hidup yang diterima oleh sesorang dalam mimpi dialami dalam ketegori ini. Maka mereka juga menyebut bahwa mimpi ini sebagai ‘mrimpeni’, artinya kejadian yang dialami antara nyata dan tidak nyata, antara sadar dan tidak sadar. Seringkali apa yang dialami dalam mimpi benar-benar terjadi dalam alam nyata.
Boleh percaya atau tidak, tergantung pada interese kita. Bahkan banyak orang Jawa yang sudah tidak tahu bahwa ada pemahaman mimpi semacam ini. Namun yang perlu dicatat dalam hal ini adalah bahwa ada dunia lain yakni dunia mimpi yang seringkali mau mengatakan sesuatu, membawa pesan bagi manusia.

Memanfaakan mimpi, mungkinkah?
Dalam tradiri Yahudi-Kristen, makna mimpi tidaklah diragukan lagi. Mereka meyakini mimpi sebagai sarana Allah memberi pentunjuk dan memimpin umat atau orang tertentu pada jalan yang ditunjukkan oleh Allah. Dalam iman Katolik kita, peranan mimpi ini menjadi terkesampingkan. Banyak orang yang tidak perduli terhadap dunia bahwa sadarnya yang sedang dialami dalam mimpinya.
Dalam kaitannya dengan pastoral konseling, mimpi menjadi salah satu perhatian untuk mengenal kliennya lebih baik. Ada dua hal yang bisa kita lakukan untuk membuat bagaimana mimpi itu berarti, yakni dengan jalan mengaktifkan imaginasi atau daya kayal kita dan dengan membuat catatan atau journal tetap dari mimpi kita.

Mengaktifkan imaginasi
Yang perlu dibuat untuk mengaktifkan daya kayal ini adalah mengingat kembali kejadian-kejadian yang dialami dalam mimpi. Terutama yang perlu dingat kembali adalah simbol-simbol mimpi yang luar biasa dan juga bentuk-bentuk dari mimpi itu dalam waktu jangka tertentu. Proses mengingat kembali ini membantu kita untuk membuat daya imaginasi itu menjadi lebih aktif. Seseorang yang mempunyai daya imaginasi yang kreatif akan mengalami kegembiraan dalam hidup. Terutama bahwa mereka tidak akan mudah putus asa dan menemui jalan buntu dalam menghadapi masalah dalam hidup ini.
Cara yang membantu untuk mengembangkan imaginasi yang aktif adalah dengan menulis dan mencatat dalam buku catatan simbol dan ciri-ciri atau bentuk yang dialami dalam mimpi. Bila ingin mendapatkan manfaat mimpi ini pencatatan ini harus disertai dengan sikap disiplin diri yang tekun. Artinya pencatatan itu tidak hanya dilakukan pada saat kita ingat dan mau, tetapi dilakukan terus menerus dan teratur. Kesetiaan ini membantu kita mendapatkan penyembuhan batin tetapi juga ketepatan dalam menfasirkan arti mimpi itu bagi perkembangan pribadi kita sendiri.

Membuat Journal
Pendekatan ini mengandaikan adanya kesetiaan, kerja yang sismatik dan kemampuan menganalisa mimpi yang sedang dialami. Praktisnya adalah bahwa kita harus memunyai buku catatan yang diletakkan dan selalu siap didekat tempat tidur. Ingat dan catat secara detail kejadian-kejadian yang dialami dalam mimpi langsung setelah bangun tidur. Setelah itu catat pula perasaan-perasaan yang menyertai atau dialami dalam mimpi itu. Selain perasaan yang dialami, hal lain yang perlu dicatata adalah simbol, tanda atau metaphor yang terkait dalam mimpi itu. Akhirnya mencatat apa yang dialami oleh seseorang sebelumnya, terutama sebelum tidur, menyangkut perasaan, pikiran dan kejadian-kejadian sebelumnya. Kesetiaan dan keseriusan kerja dalam membuat journal ini membantu kita memahami dan menafsirkan mimpi dengan tepat. Selain itu juga membantu kita mengenal dunia batin kita secara lebih akrab. Semua ini akan membuat hidup kita lebih bersemangat dan menghadapi masa depan dengan cerah.
Akhirnya, sebagai penutup kata saya harus mengatakan bahwa yang paling penting bukanlah bagaimana menafsirkan mimpi secara tepat. Bukan pula bertanya apakah mimpi itu mempunyai makna bagi hidup saya. Tetapi yang pokok adalah bahwa mimpi merupakan bagian integral dari hidup manusia. Suatu kenyataan yang ada dan dialami setiap makluk hidup yang harus diakui dan diterima sebagai bagaian dari hidup manusia. Penerimaan ini akan membantu kita untuk semakin mengenal kelemahan dan kelebihan kita, tetapi juga semakin membantu kita untuk mengakui dan mendekatkan diri kepada Dia yang maha misteri. Pengenalan akan kelemahan dan kelebihan diri, serta kemampuan menerima itu sebagai bagian integral hidup kita akan menghasilkan perkembangan kepribadian yang holistik. Keseimbangan antara hidup rohani dan jasmani akan membawa kita mengalami hidup bahagia lahir batin. Semoga.
Rm. Teja Anthara SCJ

MEMAHAMI ARTI MIMPI [1]

Arti Mimpi
Menurut pengertian umum mimpi adalah suatu rangkaian imaginasi atau daya khayal dari suatu kejadian yang kita alami waktu kita sedang tidur. Suatu kejadian yang nampaknya nyata tetapi tidak nyata tetapi ada.

Menurut Tradisi Yahudi-Kristen
- Bagi orang Yahudi mimpi adalah suatu tanda dan pesan yang datang dari Allah. Mereka percaya bahwa Allah seringkali mengkomunikasikan diriNya baik dalam kemampuan fungsiNya yang menegur atau mengingatkan lewat ‘sarana mimpi’. Dalam kontek ini mereka memahami bahwa mimpi merupakan bentuk campur tangan Allah secara langsung dalam kehidupan seseorang secara pribadi. Hal ini dengan sangat mudah bisa kita temui dalam Kitab Perjanjian Lama. Peristiwa Joseph yang menafsirkan mimpi Raja dan menyelamatkan keturuan Israel dari bencana kelaparan merupakan contoh jelas dari keterlibatan Allah secara kongkrit dalam kehidupan umatNya.
- Dalam Tradisi Kristen terutama secara jelas sekali ditemukan dalam Injil Mateus mimpi dipahami sebagai ‘petunjuk ilahi’. Lewat mimpi Allah menyampaikan pesannya kepada seseorang. Contoh yang bisa kita ambil adalah peristiwa di sekitar kelahiran Jesus. St. Joseph menjadi ragu untuk mengambil Maria sebagai istrinya karena sudah didapatinya mengandung. Ia ingin meninggalkannya secara diam-diam karena tidak ingin membuat Maria malu. Dalam kebingungannya ia diberi petunjuk oleh Allah dalam mimpinya untuk mengambil Maria sebagai istrinya. Selain itu juga ketika Raja Herodes menjadi marah karena mendengar ada raja lahir di wilayahnya dan membunuh semua bayi sulung Israel dibawah umur 2 tahun, Allah memberi pentunjuk untuk menyelamatkan Jesus dengan mengungsikanNya ke Mesir.
- Dalam jaman Bapa-bapa Gereja, seperti misalnya St. Clement, St. Yohanes Chrisostomus, St. Agustinus menjelaskan bahwa mimpi merupakan jalan atau sarana untuk mendekatkan relasi antara orang dengan Allah. Menurut para bapa Gereja ini mimpi merupakan expressi kondisi psikis manusia yang paling dalam yang ditempat oleh Allah dalam diri manusia. Pemberian ini bertujuan untuk menjadi petunjuk dan sarana pembaharuan kehidupan rohani dan perkembangan kepribadian yang lebih dewasa.

Menurut Para Ahli Psikologi
- Freud seorang tokoh yang mengembangkan psikoanalisa menjelaskan bahwa mimpi merupakan suatu ungkapan dorongan seksual dan insting manusia yang ditekan. Melalui pendekatan psikolologi ia menerangkan bahwa fungsi utama dari mimpi adalah membebaskan manusia dari dorongan insting libido yang tertekan itu. Bagi dia tidak ada hubungan sama sekali antara mimpi dan Tuhan. Mimpi adalah suatu yang mengungkapkan kondisi batin manusia. Mimpi semata-mata menunjuk pada pemenuhan kebutuhan kehidupan batin manusia lewat fantasi dan imaginasi. Bagi Freud mimpi dan simbolnya merupakan ‘jalan lebar dan pintu masuk’ menuju kepada kehidupan bawah sadar manusia saat itu.
Pemahaman mimpi seperti ini mempengarahui cara penafsirannya. Bagi Freud penafsiran terhadap mimpi harus didasarkan pada ‘tehnik assosiasi yang bebas’. Artinya ketika si pemimpi itu ditanya secara spontan untuk menceritakan kembali mimpinya, apa pun yang muncul dalam kesadarannya itulah yang harus harus mendapat perhatian Apa yang telah diungkapkan lewat kata verbal itu menimbulkan assosiasi yang lain yang mengungkapan bagaimana sebenarnya kondisi batinnya saat itu. Dan dari simbol-simbol mimpi yang diungkapkan dan assosiasi bebas yang menyertainya kita orang dibantu untuk lebih mengenal dunia batinnya.
- Jung, murid dari Freud memberikan sumbangan yang besar dalam memahami misteri mimpi. Ia mempunya pandangan yang hampir sama dengan gurunya. Baginya mimpi merupakan ungkapan bawah sadar dari kehidupan batin manusia. Yang baru dalam ajaran Jung adalah memberikan tekanan pada ‘nilai spritual’ dari mimpi. Bagi Jung mimpi mempunyai fungsi sebagai daya penyembuh. Artinya lewat dunia mimpi seseorang dibebaskan dari distorsi psikologis yang ditekan. Walaupun dia adalah seorang psikolog namun dia mempunyai toleransi terhadap aspek spitual yang terjadi dalam mimpi, walaupun tidak secara langsung menghubungkannya dengan Tuhan. Dia mengakui adanya dunia batin dalam misteri mimpi manusia.

Menurut Para Ahli Jaman Modern
Para ahli jaman sekarang, terutama aliran psikplogi transpersonal memahami mimpi dengan memadukan pandangan-padangan yang diajarkan baik oleh tradisi Yahudi-Kristiani mapun para ahli psilologi. Bagi mereka mimpi selalu membawa pesan yang terbuka pada penafsiran bebas dalam segala level kehidupan manusia itu sendiri. Mimpi merupakan ungkapan berbagai macam bentuk kebutuhan biologis, psikologis, dan spiritul dari si pemimpi itu.
Bagi mereka memahami simbol yang terjadi dalam mimpi menjadi penting. Simbol dalam mimpi selalu mengandung dua unsur yang mengungkapkan segala tingkat keberadaan manusia. Unsur itu adalah ‘pathalogy-oriented dan growth-oriented’ yaitu simbol yang menunjuk pada kondisi mantap batin orang itu, dan suatu situasi yang membawa orang pada suatu perkembangan hidup batinnya.
Dalam kaitannya dengan penafsiran mimpi, harus didasarkan pada simbol-simbol lahiriah. Dari simbol ini baru dicari bagaimana gema emosinya bagi si pemimpi dan angan-angannya. Setelah ini langkah berikutnya adalah menganalisa simbol-simbol itu dalam tingkat intelectual-psychosocial dan kaitannya dengan pengalaman orang itu. Dari tingkat ini lalu melangkah pada tingkat transenden dari simbol.
Dari penjelasan arti mimpi ini, satu hal yang bisa kita tarik sebagai kesimpulan adalah bahwa dunia mimpi adalah suatu fenomena yang ada, tetapi juga tidak ada. Ada karena itu merupakan suatu kenyataan yang dialami oleh setiap manusia. Tidak ada karena dunia mimpi itu adalah dunia alam maya yang tidak bisa diraih dan dialami dalam dunia wujud.
Perlukan kita memperhatikan mimpiku. Apakah mimpi itu berguna bagi perkembangan pribadiku. Suatu pertanyaan pastoral yang jawabannya tergantung pada interese masing-masing pribadi. Untuk memberi rasa puas bagi mereka yang mempunyai rasa ingin tahu, saya akan melanjutkan tema ini dalam edisi yang akan datang.


Fr. Teja Anthara SCJ